Kompetisi Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) 2024 kembali menghadirkan talenta-talenta kreatif terbaik di bidang fotografi,…
Menjalankan Bisnis Dalam Survival Mode Di Masa Pendemi
Saat ini kondisi perekonomian sedang tidak menggembirakan bagi banyak orang. Mulai negara, perusahaan, rumah tangga, pasar, bahkan tukang sayur mengalami hal yang sama. Hampir semua orang melakukan hal yang sama yakni bagaimana bertahan hidup dalam situasi pandemi covid19 ini. Merk lokal alas kaki mengalami hal serupa. Kinerja penjualan yang turun hingga 70% dampak pandemi covid19 memaksa industri alas kaki mengalami penurunan. Dampaknya bisa terjadi pada nasib ribuan tenaga kerja yang bergantung di sektor alas kaki ini. Mulai dari industri kulit, bahan tekstil, aksesoris dan bahan pendukung lainnya ikut terdampak langsung menurunnya kinerja industri alas kaki.
Pandemi covid19 yang hampir menyerang sendi-sendi penting ekonomi, mulai dari distribusi, produksi bahkan pasar dan hampir di semua sektor membuat kita berpikir ulang bagaimana kita mampu menjalankan strategi adaptasi dengan baik. Bertahan di tengah krisis saat ini adalah keharusan. Saling memberikan dukungan kepada industri lokal alas kaki agar tetap berproduksi merupakan kontribusi penting bagi siapapun dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.
Survival mode ini dapat dijalani dengan baik jika kita saling mendukung bisnis lokal agar roda perekonomian tetap berjalan. Maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah senantiasa berpikir positif (stay cool – don’t stress – keep positive). Penting menjaga diri agar tetap tenang dan waspada. Ketenangan akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh termasuk daya tahan bisnis Anda.
Kedua, fokuslah pada cashflow usaha (stay in cash). Dengan menjaga cash berarti menjaga darah usaha anda agar tetap bertahan ditengah ketidakpastian. Untuk saat ini pandemi covid19, ada baiknya memastikan dan menjaga agar produksi tetap berjalan setidaknya 3 bulan ke depan, upah tenaga kerja kerja/ tukang tetap bisa terbayar termasuk menjaga kepercayaan dengan vendor dan pelanggan. Ingat semua bisnis mengalami hal yang serupa, maka tetaplah bersyukur selama Anda masih bisa bertahan.
Ketiga, keep in touch – negotiate it. Menjaga kualitas komunikasi dengan vendor, mitra dan pelanggan penting dalam situasi saat ini. Mungkin akan terjadi keterlambatan produksi karena keterbatasan bahan baku dan pengiriman. Jika memungkinkan mintalah potingan harga kepada vendor dan menunda pembayaran biaya tidak langsung. Komunikasi menjadi penting saat kondisi tidak tidak menentu, jangan komunikasi hanya pada saat normal saja.
Keempat, cut cost – stay safe. Hal ini menjadi pilihan jamak bagi Anda untuk menjaga darah usaha tetap mengalir walaupun dalam kondisi yang kurang sehat. Sangat penting mengurangi biaya yang tidak penting. Pada saat seperti ini memprioritaskan rencana yang urgent untuk tetap mendapatkan tambahan pendapatan. Dari sinilah penting bagi setiap pengusaha memahami kapan mengubag expansion mode menjadi survival mode.
Kelima, Lead your team. Kondisi yang tidak menentu menyebabkan mudahnya tersebar informasi yang belum tentu valid kebenarannya (hoax). Maka menjaga, psikologis karyawan agar tetap produktif dan positif menjadi penting agar tidak terpengaruh hoax yang beredar. Saat ini adalah saat yang tepat memperbanyak komunikasi dan sharing informasi dengan usaha lain untuk mendapatkan inspirasi sekaligus meningkatkan daya tahan bisnis saat survival mode.
Keenam, Stay local – support local business. Ditengah situasi pandemic covid19, ada kesempatan kita untuk membangun supply chain industri dengan produk lokal. Dengan semangat saling bergandeng tangan dan saling membantu, membeli dan menggunakan produk lokal akan sangat membantu dalam survival mode ini. Dengan membeli dan menggunakkan produk lokal, maka kita semua ikut membantu karyawan tetap produktif dan menerima upah di saat banyak tenaga kerja di rumahkan.
Selamat mencoba.
(function(d, s, id) {
if(d.getElementById('fb-root')) return;
var fbRoot = d.createElement('div');
fbRoot.id = 'fb-root';
document.getElementsByTagName('body')[0].appendChild(fbRoot);
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&version=v2.12";
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, 'script', 'facebook-jssdk'));
This Post Has 0 Comments