Sidoarjo, 6 November 2025 – Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian meresmikan pembangunan gedung perkantoran baru di Sidoarjo, Jawa Timur. Peresmian ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat layanan publik dan inovasi industri alas kaki nasional.
Kegiatan yang dihadiri oleh Menteri Perindustrian, jajaran pejabat eselon I Kemenperin, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dan Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) ini menandai babak baru perjalanan BPIPI sebagai pusat pengembangan kompetensi, inovasi, dan standardisasi industri alas kaki Indonesia.
Pembangunan Cepat, Dominasi Produk Dalam Negeri
Dalam laporannya, Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian menyampaikan bahwa pembangunan gedung baru BPIPI merupakan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dan meningkatkan kualitas layanan publik di sektor industri alas kaki. Proyek ini menjadi bagian dari upaya Kementerian Perindustrian dalam mewujudkan infrastruktur pelayanan yang modern, ramah lingkungan, dan berorientasi pada peningkatan daya saing industri nasional.
Lebih dari 95% komponen dalam pembangunan gedung ini berasal dari Produk Dalam Negeri (PDN), mencerminkan komitmen nyata dalam mendukung kebijakan peningkatan penggunaan produk nasional dan pemberdayaan industri dalam negeri, khususnya sektor industri kecil dan menengah. Tingkat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) proyek mencapai 60%, sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Perindustrian dalam memperkuat struktur industri nasional melalui Gerakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Gedung ini tidak hanya simbol infrastruktur baru, tetapi juga representasi semangat kemandirian industri dalam negeri dan kolaborasi multipihak untuk mendukung kemajuan sektor alas kaki nasional,” ujar Kepala BPIPI.
Transformasi Layanan Publik dan Capaian SDM Industri
Sejak berdiri pada tahun 2003, BPIPI terus berkembang menjadi lembaga layanan publik unggulan yang menjunjung prinsip transparansi, integritas, dan inovasi. Dengan predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), BPIPI berkomitmen meningkatkan mutu layanan dan tata kelola yang efisien.
Hingga tahun 2025, BPIPI telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 13.000 SDM industri alas kaki, terdiri dari 3.608 pelaku IKM dan 9.396 tenaga kerja terampil yang tersebar di berbagai sentra industri di Indonesia. Kegiatan pendampingan dilakukan melalui sinergi dengan pemerintah daerah, akademisi, komunitas kreatif, serta pelaku usaha.
Ke depan, tantangan industri alas kaki semakin kompleks, ditandai dengan cepatnya transformasi digital, tuntutan produksi berkelanjutan (sustainable manufacturing), serta meningkatnya persaingan global yang menuntut keunggulan desain, efisiensi, dan inovasi. Menyikapi hal tersebut, BPIPI bertekad untuk menjadi pusat penggerak transformasi industri alas kaki nasional melalui penguatan kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, serta pengembangan ekosistem industri yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
Quickwin dan Arah Pengembangan ke Depan
Dengan beroperasinya gedung baru ini, BPIPI akan memperluas jangkauan dan kualitas enam layanan utama yang menjadi pilar pengembangan industri alas kaki nasional:
- Pendampingan Teknis IKM Alas Kaki – peningkatan kapasitas produksi, desain, dan efisiensi manufaktur.
- Pendampingan Sistem Mutu – penerapan standar SNI dan sistem manajemen mutu industri.
- Pengujian Alas Kaki – penguatan laboratorium uji mutu dan keselamatan produk berstandar internasional.
- Inkubator Bisnis – pengembangan wirausaha baru dan start-up berbasis desain serta teknologi alas kaki
- Indonesia Footwear Network (IFN) – jejaring kolaboratif yang menghubungkan pelaku industri, akademisi, dan pemerintah.
- Sertifikasi Profesi – peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) alas kaki.
Ke depan, BPIPI juga terus menyiapkan layanan yang lebih modern dan mudah diakses. Berbagai proses layanan akan dikembangkan secara digital, mulai dari pelatihan daring, layanan uji mutu produk secara elektronik, hingga sistem pelayanan terpadu berbasis daring melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Selain itu, BPIPI berencana membangun Pusat Inovasi dan Desain Alas Kaki Nasional, sebagai tempat untuk mengembangkan ide, riset, dan kolaborasi antara pelaku industri, desainer, akademisi, dan komunitas kreatif. Pusat ini diharapkan menjadi ruang bersama untuk melahirkan produk alas kaki yang lebih inovatif, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi.
“Kami ingin BPIPI menjadi rumah inovasi industri alas kaki Indonesia — tempat bertemunya ide, teknologi, dan kolaborasi untuk menciptakan produk yang berdaya saing global,” tambah Syukur Idayati, Kepala BPIPI.
Kolaborasi dan Kepedulian Sosial
Dalam rangkaian acara peresmian, BPIPI juga melaksanakan berbagai kegiatan sosial dan edukatif seperti sosialisasi Kredit Industri Padat Karya (KIPK), pendampingan pembuatan sandal, fit & wear test sepatu, interactive coaching clinic, layanan cuci sepatu gratis, tour de BPIPI, serta penyerahan bantuan sepatu sekolah kepada siswa SDN Wilayut, Sidoarjo.
Menteri Perindustrian dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras BPIPI dalam menyelesaikan proyek ini serta kontribusinya terhadap peningkatan daya saing industri alas kaki nasional.
“BPIPI merupakan contoh nyata bagaimana unit pelaksana teknis dapat bertransformasi menjadi motor inovasi dan penggerak industri berbasis SDM kompeten dan produk lokal berkualitas,” ujar Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian.





