skip to Main Content

Kepemimpinan Dimasa Transisi

alfiyan darojat

Staff Tata Usaha

Perubahan adalah agenda wajib setiap pemimpin. Situasi saat ini ditenga pandemi virus covid19 menjadi ujian nyata transisi kepemimpinan organisasi. Tidak peduli model bisnis apa yang berjalan saat ini, pengelolaan yang baik adalah kunci lolos di masa transisi. Transisi kepemimpinan menjadi momentum penting yang memungkinkan organisasi merubah arah (pivoting) tetap mempertahankan momentum dan memperkuat kapasitas organisasi. Kepemimpinan dimasa transisi saat ini, dimana hampir setiap brand lokal alas kaki memutar arah bisnis nya demi untuk mempertahankan roda bisnisnya akan mempunyai pengalaman unik dan komplek dari hanya sebuah strategi peluncuran produk baru.

Data menunjukkan 60% pemimpin gagal mengelola bisnis pada 18 bulan pertama saat pertama kali bekerja atau direkrut (Harvard Business Review). Dan 46% pemimpin berkinerja rendah saat mengelola organisasi di masa transisi (AIIR Consulting). Fenomena ini menunjukkan bahwa peran kepemimpian saat ini dan di masa depan akan lebih banyak menangani dan mengelola perusahaan dalam masa transisi perubahan. Bahkan di antara para pemimpin yang berhasil, hampir setengahnya berkinerja buruk selama masa transisinya, hal ini menyebabkan menurunnya produktifitas tim.

Lalu apa sebenarnya yang membuat penurunan kinerja saat masa transisi? Data dari HBR tahun 2017, menunjukkan bahwa organisasi akan membutuhkan 27% anggaran lebih banyak untuk melakukan inovasi dan peningkatan kapasitas SDM dari tahun sebelumnya. Dari hasil wawancara, para manajer (60%) membutuhkan setidaknya 6 bulan masa transisi agar bisnis kembali berkinerja baik, sedangakn 20% membutuhkan waktu 9 bulan. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa organisasi dan kepemimpinan di masa pandemi akan fokus pada strategi transisi. Organisasi yang berhasil lepas dari masa transisi adalah yang menggunakan strategi terstruktur dimana seluruh sumber dayanya maksimal mendukung upaya organisasi di masa transisi.

Kembali pada fenomena saat ini, dimana hampir semua IKM alas kaki termasuk local brand sedang berjuang menjalani masa transisi. Ujian sesungguhnya bagi para pelaku bisnis alas kaki adalah saat ini ketika penjualan menyusut signifikan dan daya beli pelanggan yang masih wait and see. Perilaku pelanggan ini jelas mempengaruhi daya tahan pelaku bisnis alas kaki. Saat pandemic yang belum jelas kapan akan berakhir, IKM alas kaki jelas membutuhkan terobosan kepemimpinan bisnis saat krisis. Apakah akan melalukan pivoting atau bahkan shifting bisnis sangat tergantung bagaimana pemimpinan merespon perubahan.

Tantangan yang dihadapi saat ini adalah lebih dari 70% organisasi melakukan strategi transisi yang sama untuk beberapa kasus. Padahal beberapa perubahan yang terjadi mempunyai agenda isu yang berbeda pula. Sehingga bisa dipastikan agenda bisnis jangka panjang sulit untuk diwujudkan. Misalnya saat melakukan pivoting saat pandemi ini dengan melakukan promosi di sosial media sekaligus peluncuran produk baru yang lebih murah banyak gagal karena belum ada integrasi yang sistematis bagaimana pelaku bisnis alas kaki melakukan transisi.

Ada beberapa pendekatan solusi yang bisa di adaptasi oleh brand local alas kaki dalam menjalani masa kepemimpinan transisi saat ini. Strategi terbaik organisasi adalah dengan  mengatur proses dukungan transisi lebih terstruktur yang memobilisasi sumber daya dan teknologi dan pendekatan inovatif untuk membantu pemimpin dengan serangkaian kegiatan transisi yang berdampak tinggi antara lain;
1.    Memahami dan beradaptasi bagaimana model bisnis organisasi tersebut menghasilkan revenue, termasuk budaya organisasi dan kemampuannya saat ini.
2.    Mengidentifikasi beberapa kekurangan dan membuat hubungan dengan beberapa vendor yang memungkinkan melakukan proses transisi yang sama. Kegiatan kolaborasi ini lebih mempunyai dampak penting bagi bisnis saat pandemi ini.
3.    Menentukan prioritas strategis dan melaksanakan inisiatif transisi. Jika saat transisi ini yang jadi kendala adalah minimnya platform penjualan online, maka prioritas nya adalah membangun platform online yang sesuai dengan karakter organisasi. Atau jika penjualan menurun, bisa melakukan pivoting produk baru yang lebih terjangkau.

Jadi ke arah mana transisi bisnis alas kaki saat ini, akan sangat tergantung dari kualitas kepemimpinan merespon perubahan dan mengelola organisasi. Selamat mencoba.

This Post Has 0 Comments

Tinggalkan Balasan

id_IDID