skip to Main Content

IMPLEMENTASI MAKING INDONESIA 4.0: STRATEGIC POLICY UNTUK DAYA SAING IKM NASIONAL

Definisi strategic policy akan sangat beragam terutama dalam konteks kebijakan pemerintah. Menurut Rod Lyon (2015), strategi adalah sekumpulan aksi dengan tujuan dan ruang lingkup  tertentu yang diputuskan oleh pengambil keputusan/ pimpinan untuk memperoleh manfaat jangka panjang. Metafora dari strategic policy adalah menyelesaikan permainan puzzle setidaknya dalam 3 perspektif: pertama, bagaimana memahami lingkungan; menentukan posisi dan peran pada kompetisi global dan regional; dan mengakui serangkaian kendala yang mengikat peran dan posisi tersebut.

Bagaimana dengan daya saing industri nasional?, Kementerian Perindustrian sebagai salah satu aktor utama pengambil kebijakan industri melihat pentingnya daya saing industri sebagai motor utama penggerak ekonomi. Peningkatan daya saing industri manufaktur harus didukung SDM industri dan infrastruktur teknologi. Sehingga guna mendongkrak daya saing industri Indonesia dan memperoleh manfaat dari perubahan sistem global di era industri modern ini, maka Menteri Perindustrian menginisiasi strategic policy Making Indonesia 4.0 sebagai terobosan kepemimpinan dalam upaya memperkuat daya saing industri.

Fenomena The Industry 4.0 (4IR) sudah di depan para pelaku industri nasional. Akan terjadi perubahan mendasar pada struktur industri nasional dan saat ini 4IR sudah menjadi agenda nasional dalam rangka peningkatan daya saing bangsa. Indonesia adalah salah satu pasar ekonomi terkuat di dunia dengan jumlah populasi yang mendekati 270 juta. Semua kekuatan ekonomi global tertuju ke Indonesia sebagai pasar yang melimpah juga sebagai sumber tenaga kerja produktif yang kompetitif. Dengan kontribusi serapan tenaga kerja hingga 14 juta dan belanja konsumen nasional yang kuat kedepan Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi duna yang merubah dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis sektor yang bernilai tambah.

The era of economic globalization has brought a very rapid renewal and has a broad impact on the economy, both nationally and internationally. The impact that is being felt the most at this time is the increasingly fierce competition in the industrial world. For this reason, the industrial sector must be able to develop in the competitive arena and at the same time make it a driving force for the national economy in the future. To build sustainable competitiveness, efforts are needed to utilize all the potential resources and capabilities possessed to take advantage of outside and within the country's opportunities.

Kembali pada konsep dari strategic policy yakni perspektif bagaimana memahami lingkungan di persaingan global ini, Kementerian Perindustrian melihat adanya revolusi industri 4.0 mempunyai potensi merombak industri sekaligus tatanan sosial. Bagi Indonesia, ini adalah kesempatan meningkatkan daya saing pasar global, dan implementasi industri 4.0 menambah optimisme Indonesia menuju negara industri kokoh tahun 2025.

For the national industry, the industrial 4.0 phenomenon adds to the list of opportunities to revitalize the manufacturing industry sector and become one of the strategies to accelerate Indonesia's vision to become the 10th largest economy in the world. In 2016, the manufacturing industry contributed 20 percent of GDP and more than 14 million jobs were absorbed. Currently, Indonesia is also enjoying a period of demographic bonus, thanks to the large population of young people who are in the productive range which is expected to increase by 30 million by 2030. So it is important for the government to provide job opportunities.

Perpektif kedua adalah industri nasional Indonesia akan menentukan perannya dalam persaingan global dan regional. Industri 4.0 membuka peluang merevitalisasi industri manufaktur nasional, meningkatkan produktifitas, mendorong kinerja ekspor dan membuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan baru. Dalam menentukan perannya pada kompetisi global, penting sekali untuk menyusun inisiatif  kebijakan Making Indonesia 4.0 dalam rangka memperkuat peran dan posisi industri yang diinginkan sebagai berikut;

  • Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB

Indonesia is committed to becoming one of the top 10 world economic powers based on GDP in 2030. Why is that? So far, Indonesia has achieved GDP growth at position 16 in 2016 supported by strong domestic consumption and investment needs.

  • Menggandakan rasio produktifitas terhadap biaya

Productivity is a priority for the manufacturing industry, so Indonesia should focus on increasing the output of current labor costs. The goal is to multiply productivity and sustainable profits.

  • Mendorong kinerja ekspor menjadi 10% dari PDB

Export performance is also an important note for the manufacturing industry. The decline in net export performance against GDP is the main note. With this policy initiative, the national industry is targeted to be able to increase global and regional market share, be able to provide jobs, and restore the achievement of 10% of net exports of GDP by 2030.

  • Mengalokasikan 2 persen PDB untuk riset dan pengembangan

The importance of research and development activities for the capacity of a nation has been proven by many developed countries. Through industry 4.0, the commitment to become advanced and capable is also getting stronger. With sufficient budget commitment, innovation, design, and research will increase mastery of technology, where technology infrastructure is an important element in the implementation of industry 4.0.

 

Perpektif terakhir dalam strategic policy adalah mengidentifikasi kendala-kendala yang akan ditemui dalam upaya meraih peran dan posisi yang ditargetkan dalam insiasi Making Indonesia 4.0. Saat ini hampir seluruh industri manufaktur nasional menghadapi tantangannya masing-masing. Mulai dari ketersedian bahan baku di pasar domestik hingga keberpihakan kebijakan industri. Menghadapi tantangan tersebut tentunya akan bersifat lintas sektoral dan tidak bisa diselesaikan oleh Kementerian Perindustrian sendiri. Maka dari itu perlunya disusun inisiatif nasional Making Indonesia 4.0 dalam menghadapi tantangan tersebut;

  • Perbaikan alur barang dan material

It must be admitted that in some manufacturing sectors, the national industry still relies on high-value raw materials and components, such as the chemical and electronic sectors. By strengthening the upstream sector industry, it is hoped that an increase in added value and production capacity can be achieved.

  • Desain ulang zona industri

Indonesia's industrial zones already have some integrated industrial zones, but what needs to be improved is the alignment of industrial zones with industrial policy 4.0.

  • Mengakomodasi standard sustainability policy

One of the issues in the sustainability industry today is an industry based on clean technology, electric vehicles (EV), biochemistry, and renewable energy. Its mission is to how the national manufacturing industry sector promotes environmentally friendly, conducive, and environmentally friendly investment.

  • Memberdayakan industri kecil dan menengah

Tulang punggung ekonomi nasional adalah industri kecil dan menengah (IKM). Kebijakan industri 4.0 akan fokus pada membangun platform e-commerce untuk IKM, membangun sentra-sentra teknologi untuk kemudahan akses IKM terhadap teknologi dan memberi dukungan untuk inovasi.

  • Membangun infrastrukur digital nasional

Dalam upaya percepatan peta jalan Making Indonesia 4.0, percepatan pembangunan infrastruktur digital dan internet kecepatan tinggi jadi fokus pemerintah. Kerjasama pemerintah, swasta dan publik untuk berinvestasi pada teknologi big data, internet of things  and cyber physical system (CPS) akan mendorong kolaborasi dan percepatan transformasi organisasi.

  • Menarik minat invetasi asing

The technological gap is certainly still there and is a common challenge. A must involve many industry players to transfer technology to local industries to increase economic added value.

  • Peningkatan kualitas SDM industri

Making Indonesia 4.0 places industrial human resources as the main actor in driving the industry. Curriculum alignment is the main collaboration agenda with stakeholders, especially regarding the education agenda.

  • Pembangunan ekosistem inovasi

A healthy and conducive industrial ecosystem will spur productivity and innovation. The innovation ecosystem is important to ensure the successful implementation of industry 4.0 in various national industrial sectors.

  • Insentif untuk investasi teknologi

One strategy to stimulate the investment industry is the existence of incentive policies from regulators (eg taxes, export/import facilities, guaranteed labor incentives). This effort will increase the competitiveness of the national industry during competition and rapid change.

  • Harmomnisasi aturan dan kebijakan

Coordination and collaboration are still a priority agenda for regulators and industry to be resolved together. The commitment to harmonize policies and regulations that are considered to be hampering the development of the national industry will be reduced and adjusted.

 

Dari ketiga perspektif strategic policy yang telah diuraikan di atas terhadap inisiasi kebijakan Making Indonesia 4.0 membutuhkan komitmen kepemimpinan khususnya regulator yang dalam hal ini Kementerian Perindustrian. Meningkatkan daya saing IKM nasional membutuhkan visi kepemimpinan yang mampu menyelaraskan antara perubahan budaya dan perubahan sosial. Budaya industri menjadi sangat penting bagi Indonesia dalam inisiasi Making Indonesia 4.0. Budaya industri membentuk masyarakat industri untuk lebih siap beradaptasi di ekosistem industri yang kompetitif. Demikian pula aspek sosial masyarakat harus disiapkan untuk mendukung masyarakat industri yang terbuka dan kolaboratif.

 

 

 

 

Referensi:

Hartarto, A. (2018). Making Indonesia 4.0. Retrieved from http://www.kemenperin.go.id/iis2018

Lyon, R. (2015). Making strategic policy, What’s involved? Retrieved from https://www.aspi.org.au/publications/making-strategic-policy-whats-involved/SI88_Australia_strategic_policy.pdf

Alfiyan Darojat

en_USEN