Kompetisi Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) 2024 kembali menghadirkan talenta-talenta kreatif terbaik di bidang fotografi,…
Pengembangan Berkelanjutan : Transformasi IKM Alas Kaki yang Lebih Beretika
SDGs dan IKM
Tahun 2015, PBB mencanangkan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk melanjutkan pendahulunya, Millennium Development Goals (MDGs), dalam misinya mendukung masa depan yang lebih berkelanjutan. Masalah lingkungan, ekonomi, dan sosial merupakan permasalahan yang kompleks serta berhubungan dengan banyak hal sekaligus. Dalam SDGs pembahasan lebih holistik terhadap kompleksitas masalah kemiskinan dan hak asasi/kesejahteraan manusia yang kemudian dikelompokkan menjadi 17 tujuan dan 169 target dengan harapan tujuan tersebut dapat dicapai pada tahun 2030.
IKM maupun UMKM memiliki kontribusi yang sangat berpengaruh terhadap ketercapaian SDGs. Selain karena target agenda SDGs adalah melibatkan dan diperuntukkan seluruh masyarakat di dunia tanpa terkecuali, lebih spesifik contohnya pada SDG 2 yang bertujuan menciptakan dunia yang bebas dari kelaparan, SDG 11, yang bertujuan untuk menjadikan kota dan komunitas tangguh yang berkelanjutan.
World Economic Forum pun mengakui salah satu tools dalam SDGs untuk menumbuhkan ekonomi yang baik pada negara berkembang maupun negara maju adalah IKM. IKM/UMKM berfungsi sebagai jembatan antara ekonomi formal maupun informal di tempat-tempat tersebut. Aliran rantai pasok dari hulu ke hilir juga menciptakan hubungan desa-kota, dan mendistribusikan kekayaan secara merata dengan menyebarkan kegiatan ekonomi. Pada kasus-kasus krisis ekonomi glogal UMKM/IKM menjadi penyelamat di berbagai lapisan masyarakat dalam menghadapi gejolak ekonomi. Sehingga secara tidak langsung mereka membantu pembangunan lokal dan regional.
Tingkat persaingan pada industri alas kaki cukup tinggi dalam lingkungan industri global. Terlihat dari tingkat produksi dan konsumsi alas kaki di dunia meskipun masih dalam pandemi COVID-19 dan ada batasan produksi di beberapa negara, pada tahun 2021 produksi alas kaki global meningkat sebesar 8,6%, melebihi 22 miliar pasang. Data ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif dan mendukung ekskalasi beberapa SDGs diantaranya SDG1 (menghapus kemiskinan), SDG2 (mengakhiri kelaparan), SDG8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan), SDG 10 (mengurangi ketimpangan). Setiap goals pada SDGs saling berkaitan, sehingga poin tujuan tadi pun secara tidak langsung mempengaruhi tujuan lainnya terutama pada sisi lingkungan (SDG6, SDG12, SDG13), sisi manusia (SDG3, SDG4, SDG5).
SDGs Mendukung Transformasi IKM Alas Kaki yang Lebih Beretika
Industri alas kaki masuk dalam industri padat karya karena mekanisme produksi pada industri ini lebih menekankan penggunaan tenaga kerja dalam jumlah besar. Pada negara berkembang penerapan mekanisme tersebut kerap dipilih karena biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya mesin serta dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di suatu daerah. Hal ini tentu mendukung SDG 8 (memberikan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi ). Tujuan pada SDG5 (kesetaraan gender) pun terpenuhi karena dalam praktiknya semua gender mendapatkan kesempatan yang sama, bahkan banyak IKM yang arahnya pemberdayaan ibu rumah tangga sehingga tidak hanya laki-laki saja yang dapat bekerja. Dampaknya pun meningkatkan kesejahteraan dan ketercukupan manusia dalam menjalani hidupnya (SDG3).
Keterlibatan manusia dalam praktik industri menuntut sistem, inovasi, serta insfrastruktur yang lebih memanusiakan-manusia sehingga mendukung tujuan SDG9 dan SDG3. Kebijakan yang diterapkan harus bisa memberikan jaminan kerja yang layak dan adil untuk kesejahteraan mereka. Salah satu contohnya memperhatikan resiko pekerjaan serta asuransi keselamatan kerja para pekerja yang dijadikan prioritas untuk tercapainya pengembangan yang berkelanjutan.
Industri hijau yang diatur dalam UU No. 3 tahun 2014 mengutamakan pada efektifitas, efisiensi penggunaan sumber daya dalam proses produksinya secara berkelanjutan, sehingga pembangunan industri yang bertanggung jawab dan memberikan manfaat terhadap masyarakat. Selaras dengan tujuan SDG15 (menjaga ekosistem darat) dan SDG 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) pemerintah telah mengupayakan dari kebijakan yang telah dibuat. Beberapa IKM telah menerapkan prinsip tersebut dengan penggunaan material dan memperhatikan proses produksi hingga penjualan yang lebih berkelanjutan, contohnya Pijak Bumi yang berupaya dalam setiap desainnya menggunakan ecofriendly material serta pada IKM penyamakan kulit di daerah Magetan maupun Jogja yang mengolah limbah sisa penyamakan sebelum dikeluarkan ke lingkungan.
Kebutuhan primer IKM alas kaki di Indonesia secara alami akan membentuk suatu perkumpulan atau komunitas yang bisa saling berkolaborasi. Keadaan ini biasanya akan membentuk sentra-sentra produksi maupun pemasaran yang terintegrasi. Seperti sentra sepatu Cibaduyut, sentra kulit Magetan, mereka membuat tata wilayah sebagai wadah dari aktifitas tersebut. Namun pandemi COVID 19 sempat membekukan beberapa lingkaran sentra-sentra yang secara organik telah terbentuk sebelumnya.
Di era industri 4.0, BPIPI melihat pola dari hubungan dan potensi kemitraan setiap pemilik kepentingan pada industri alas kaki membentuk sebuah ekosistem yang bisa dilakukan replikasi dalam dunia digital. Ekosistem ini dapat menghubungkan antar pemilik kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan lebih luas dan harapannya bisa memberi kebermanfaatan lebih besar. Aktivasi tersebut BPIPI lakukan pada IFN (Indonesia Footwear Network) yang bisa diakses pada ifn.bpipi.id . Tidak hanya dari IKM alas kaki, dalam ekosistem digital ini terdapat industri penyedia produk/jasa/layanan dari hulu ke hilir sehingga komunikasi bisa terjalin lebih mudah sekaligus mempermudah aliran supply chain pada industri alas kaki.
Adanya SDGs mendukung transformasi industri alas kaki khususnya di Indonesia lebih beretika dengan mengupayakan prioritas dan pertimbangan lebih besar terhadap human side (sisi manusianya), enviromental side (sisi lingkungan), serta pola organik yang terbentuk pada masyarakat IKM itu sendiri dalam mencapai tujuan bersama. SDGs mungkin terdengar cukup utopis dengan kondisi dinamika ekonomi dan keadaan dunia 5 tahun terakhir, tapi memang layak untuk diusahakan.
Source
https://s4tclfblueprint.eu/2021/09/sustainable-development-goal-sdg-in-the-footwear-industry/
https://intelligence.weforum.org/topics/a1Gb0000000pTDMEA2/key-issues/a1Gb00000015QEoEAM
APICCAPS 2022
Rahasih Lupita M