skip to Main Content

LINK & MATCH – RISET DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Alfiyan Darojat

Staff Tata Usaha

Tema ranta nilai industri dan material berkelanjutan di industri alas kaki nasional semakin mendapatkan perhatian banyak pihak. Dari sisi pasar, kebutuhan dan perhatian konsumen atas produk ramah lingkungan semakin meningkat seiring kesadaran akan penggunaan bahan dan produk ramah lingkungan. Tahun 2019, konsumsi domestik alas kaki mencapai 971 juta pasang, angka ini ke-3 tertinggi konsumsi setelah China dan Vietnam. Potensi pasar domestik yang cukup besar seharusnya bisa dioptimalkan oleh industri dalam negeri sehingga konsumsi domestik alas kaki terus naik. Ditambah lagi Indonesia menempati peringkat 3 besar eksportir dunia sebesar 406 juta pasang setelah China dan Vietnam.

 

Dari sisi hulu, rantai nilai industri alas kaki, industri penyamakan kulit merupakan sektor hulu yang strategis untuk memperkuat potensi hilir industri alas kaki nasional. Saat ini (2019) Industri penyamakan kulit berjalan dengan riil kapasitas produksi mencapai 28 ribu ton atau 116 juta sqf. Angka tersebut hanya 50% dari kapasitas terpasang industri kulit nasional saat ini yang mencapai 70 ribu ton atau 240 juta sqf. Besarnya kapasitas produksi terpasang seharusnya bisa memenuhi kebutuhan domestik industri alas kaki yang saat ini masih harus impor bahan khususnya kulit hingga 60%.

 

Dari data di atas menunjukkan bahwa rantai nilai industri alas kaki tidak cukup kuat saling mendukung antara hulu dan hilir nya. Dari banyaknya tantangan dalam memperkuat rantai nilai industri alas kaki ini, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) melihat ada tema yang menarik yaitu bagaimana memperkuat peran industri hulu (kulit) untuk melakukan proses link & match khususnya tema riset dan pengembangan kulit dengan akademisi – industri – pemerintah.

 

Tema riset dan pengembangan di industri kulit perlu terus dipacu oleh berbagai pihak. Kebutuhan industri hilir akan bahan kulit maju dan ramah lingkungan akan menjawab kebutuhan industri alas kaki yang tuntutan produknya semakin dinamis. Riset dan pengembangan kulit maju perlu digulirkan oleh industri penyamakan kulit dengan akademisi. Potensi peneliti dalam negeri terhadap bahan material maju (khususnya kulit) perlu di dorong untuk menjawab kebutuhan pasar. Terlebih lagi saat ini beberapa keluhan industri alas kaki pada kulit dalam negeri yang masih mengandung krom (IV) melebihi ambang batas untuk persyaratan ekspor maupun kebutuhan industri dalam negeri.

 

 Adanya link & match antara industri dan Pendidikan akan mengurangi beban industri untuk melakukan riset dan pengembangan mandiri dimana investasinya tidaklah murah. Di sisi lain, dunia pendidikan membutuhkan obyek riset yang lebih riil dan langsung berdampak pada industri, sehingga perlu adanya komunikasi yang lebih terbuka dan intensif dengan tujuan membuka semua potensi riset dan penelitian di industri penyamakan kulit.

 

Momentum diatas seharusnya dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dengan melakukan kolaborasi penelitian bersama. Akademisi akan diwakili oleh peneliti dan praktisi industri dengan mengetengahkan potensi penelitian tentang material kulit dan pendukungnya sehingga bisa dimanfaatkan oleh industri penyamakan kulit. Sekaligus peluang untuk melakukan kerjasama riset bahan kulit maju dan ramah lingkungan.

 

Industri kulit akan diwakili oleh Asosiasi dan pengusaha yang berberak di industri penyamakan kulit yang akan menyampaikan peluang, tantangan dan problematika riset dan pengembangan bahan kulit di masa depan. Dengan besarnya investasi pada riset dan pengembangan, industri penyamakan kulit berharap adanya link & match dengan akademisi bisa mempercepat inovasi dan pengembangan bahan/ material kulit maju dan ramah lingkungan.

 

BPIP sebagai organisasi layanan publik akan terus menyampaikan pentingnya riset pengembangan bahan penyamakan kulit mampu mengurangi dampak limbah pada lingkungan (krom -6) dan penggunakan air yang lebih efisien untuk masa depan industri yang lebih baik dan bermanfaat baik bagi praktisi industri kulit, pengusana alas kaki dan penyamakan kulit, akademisi, peneliti, mahasiswa dan masyarakat umum.

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply