skip to Main Content

SEPATU ADAPTIF BAGI PENYANDANG CEREBRAL PALCY

Cerebral palsy merupakan sebuah permasalahan fungsi motorik dan fungsi koordinasi pada seseorang yang diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada otak. Penyandang cerebral palsy secara umum dibagi beberapa klasifikasi yaitu hemiplegi, diplegi dan quadriplegi.

Permasalahan penyandang cerebral palsy adalah kesulitan dalam berjalan. Hal ini termasuk gangguan gaya berjalan yang tidak rata atau pincang karena kurangnya kontrol otot sehingga menggunakan alat bantu berupa tongkat atau kruk. Gangguan cerebral palsy juga mengakibatkan kesulitan dengan keseimbangan, atau tidak bisa berjalan sama sekali. Masalah umum pada penyandang cerebral palsy adalah ukuran sepatu. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti perlu mempertimbangkan berapa banyak ruang yang tersisa di bagian depan sepatu dan berapa banyak ruang yang harus tersisa di bagian belakang tumit.

Sepatu adaptif adalah sepatu yang dirancang khusus untuk membantu individu dengan kebutuhan khusus atau disabilitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sepatu adaptif ini dapat membantu individu tersebut dalam melakukan orientasi mobilitas. Salah satu contoh sepatu bagi penyandang cerebral palcy yaitu sepatu AFO adalah sepatu yang dibuat khusus untuk orang yang memiliki masalah pada sistem muskuloskeletal, seperti polio, cerebral palsy, dan lainnya. Sepatu AFO ini biasanya terbuat dari bahan plastik atau karbon fiber yang kuat dan tahan lama, dan terdiri dari bagian bawah yang terbuat dari sol karet yang tahan lama serta bagian atas yang terbuat dari bahan kain atau sintetis yang lembut dan nyaman dipakai. Sepatu AFO ini memiliki bagian tambahan yang disebut "foot orthosis" atau "ankle-foot orthosis" yang berfungsi untuk menstabilkan dan memperkuat bagian bawah kaki serta menopang bagian atas tubuh pemakainya.  Sepatu AFO ini banyak digunakan oleh orang yang memiliki masalah pada kaki atau pinggul, seperti kelemahan otot, deformitas, atau cacat bawaan, untuk membantu mereka dalam berjalan dan beraktivitas sehari-hari.

Sebagaimana pembuatan sepatu pada umumnya, pembuatan sepatu AFO memerlukan tahapan khusus sebelum proses assembling. Diperlukan asessmen awal yang tepat dan akuran untuk menganalisa dan menentukan kebutuhan sepatu bagi penyandang cerebral palcy. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk mempermudah fungsi sepatu termasuk memberikan rasa aman dan stabilitas bagi penggunanya.

Tahapan berikutnya adalah membuat desain blue print berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan. Desain dibuat dalam bentuk gambar yang disesuaikan dengan kebutuhan penyandang cerebral palcy. Desain sepatu bervariasi tergantung pada keperluan dan tujuan penggunaannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi desain sepatu, di antaranya adalah:

  1. Fungsi: Sepatu yang digunakan untuk olahraga atau aktivitas fisik akan memiliki desain yang berbeda dengan sepatu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari atau acara formal.
  2. Kekuatan: Sepatu yang dibuat untuk digunakan di lingkungan yang keras atau berat akan memiliki desain yang lebih kuat dan tahan lama dibandingkan sepatu yang hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari.
  3. Kebutuhan kaki: Beberapa orang memiliki kebutuhan khusus untuk sepatu, seperti orang yang memiliki kaki yang lebih lebar atau orang yang memiliki masalah dengan tulang kaki. Desain sepatu yang sesuai dengan kebutuhan kaki ini akan lebih nyaman digunakan.
  4. Mode: Desain sepatu juga dipengaruhi oleh tren mode yang sedang populer saat ini. Ada banyak pilihan desain sepatu yang dibuat sesuai dengan tren mode saat ini, mulai dari sepatu kasual hingga sepatu formal.

Setiap tahapan pembuatan sepatu mempunyai peran penting dalam membuat sepatu yang nyaman, aman dan fungsioanl bagi penyandang cerebral palcy. Setelah tahapan desain, berikutnya adalah development. Pada Pada tahapan ini peneliti membuat sepatu dengan proses pembuatan sepatu terdiri dari beberapa tahap, di antaranya adalah:

  1. Perencanaan dan desain: Tahap ini merupakan tahap awal dari pembuatan sepatu. Desainer akan menciptakan desain sepatu yang sesuai dengan keinginan dan karakteristik cerebral palcy
  2. Pengadaan bahan baku: Setelah desain sepatu selesai, tahap selanjutnya adalah pengadaan bahan baku. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sepatu antara lain kulit, bahan sintetis, karet, dan sebagainya.
  3. Pemotongan: Tahap selanjutnya adalah pemotongan bahan baku menjadi bentuk yang sesuai dengan desain sepatu yang telah dibuat. Pemotongan bahan baku dilakukan dengan menggunakan mesin potong khusus atau secara manual.
  4. Penjahitan: Setelah bahan baku dipotong, tahap selanjutnya adalah penjahitan. Penjahitan dilakukan dengan menggunakan mesin jahit khusus atau secara manual untuk menyatukan berbagai bagian sepatu yang telah dipotong.
  5. Finishing: Setelah sepatu selesai dijahit, tahap selanjutnya adalah finishing. Finishing dilakukan untuk memberikan sentuhan akhir pada sepatu, seperti membersihkan, mengeringkan, dan memberikan pelapis untuk memberikan kelembaban.

Setelah proses development, tahapan berikutnya adalah melakukan serangkaian uji untuk mengevaluasi kualitas produk. Serangkain uji yang dilalui dalam pembuatan sepatu bagi penyandang cerebral palcy ini bertujuan memastikan fungsi sepatu sesuai dengan kebutuhan awal. Berikut serangkaian uji yang dilalui :

  1. Uji ketahanan: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa tahan lama sepatu terhadap penggunaan yang terus menerus. Contohnya adalah tes pencucian, tes pencabutan tali sepatu, tes gesekan, dan sebagainya.
  2. Uji kenyamanan: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa nyaman sepatu saat digunakan. Contohnya adalah tes ketebalan sol sepatu, tes, tes kelembutan, dan sebagainya.
  3. Uji keamanan: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa aman sepatu saat digunakan. Contohnya adalah tes kekuatan tali sepatu, tes kekuatan bahan sepatu, tes kekuatan hak, dan sebagainya.
  4. Uji estetika: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa menarik sepatu dilihat oleh Contohnya adalah tes warna, tes desain, tes finishing, dan sebagainya.

Setelah menjalani seluruh rangkaian uji, maka proses berikutnya adalah evaluasi. Proses ini menjadi sangat kritis karena sepatu akan di uji pakai langsung oleh penyandang cerebral palcy untuk mendapatkan masukan. Jika dalam proses ini mendapatkan umpan balik yang positif maka sepatu adaptif yang dibuat untuk penyandang cerebral palcy layak dipakai dan nyaman digunakan.

Eko Bawono

en_USEN